Sudah bukan hal tabu lagi bahwa wanita dan media memiliki hubungan yang sangat intim. Wanita memberi rona dalam setiap program pertelevisian. Ketidakhadiran wanita dalam sebuah program bagai sayur tanpa garam. Hambar!
Begitulah kekuatan yang dimiliki oleh wanita. Fisualisasi yang diberikan oleh kaum hawa ini memberikan kesan yang mampu meningkatkan gairah khalayak untuk menyaksikan sebuah program acara.
Namun, sangat disayangkan sekali jika “marwah” seorang wanita dieksploitasi dan dijadikan komoditi oleh media. Dengan tujuan meraih pundi-pundi rupiah setinggi satelitnya, media tak henti menciptakan program-program yang lambat-laun “merenggut” eksklusifitas wanita.
Hal ini dapat disaksikan dalam program Indonesia Lawak Klub. Program ini membahas sebuah isu yang diwarnai dengan humor. Tim kreatif program tersebut menempatkan wanita-wanita cantik dan seksi ini ditempat-tempat strategis sehingga memudahkan para cameraman untuk men-shoot mereka. Tak hanya sekali dua kali para wanita cantik ini dishoot, bahkan mereka dishoot dalam waktu yang cukup lama.
Mungkin banyak khalayak yang mempertanyakan apa gunanya wanita-wanita ini? Toh mereka tidak bicara sama sekali. Mereka hanya menebar senyum ketika kamera menyuting mereka. Untuk apa wanita-wanita ini? Apa hanya pajangan dan patung penyemarak program acara? More
► Comments