Semakin hari saya semakin disadarkan bahwa ungkapan “roda di atas” dan “roda di bawah” untuk menggambarkan posisi senang-susahnya hidup seseorang perlu dipikir ulang kembali.
Mungkin masih banyak di antara kita yang berpikir bahwa ketika roda kehidupan meluncur bebas ke bawah, itu berarti kita sedang diuji oleh Tuhan. Kita pun mengadu dan berdoa agar diberi kesabaran serta kekuatan untuk melaluinya. Dan ketika roda kehidupan mulai beranjak naik, itu pertanda bahwa kehidupan kembali normal dan kebahagian kembali menghampiri kita. Memang tidak ada yang salah dengan asumsi itu.
Tapi, ada satu hal yang sering kali kita lupakan bahwa “roda yang sedang di atas” merupakan ujian juga. Ujian kesenangan! Sayangnya, kita banyak yang beranggapan bahwa “ujian” itu ya yang susah-susah saja.
Banyak yang mengidentikkan ujian kehidupan merupakan sesuatu kondisi yang sedang buruk, sulit, penuh tangis dan derita. Padahal, setelah ujian itu surut, kita masih diuji dengan ujian kesenangan. Pada fase ujian kesenangan inilah rata-rata manusia banyak yang lupa. Lupa bahwa mereka sedang diuji!
Banyak yang ketika diuji susah manusia mengingat Tuhan, namun ketika roda mereka berangsur-angsur naik, mereka berangasur-angsur pula lupa kepada sang pencipta. Ketika diberi kesenangan, manusia terlena dengan kondisi nyaman mereka, silau dengan indahnya dunia, dan larut dalam manisnya kehidupan yang sedang disuguhkan kepada mereka.
Manusia sering lupa bahwa ketika proses kesenangan itu berjalan, di sisi yang lain fase kesulitan sedang mendekati mereka kembali. Begitulah roda kehidupan. Selama roda itu masih berputar, maka selama itu pula kita akan terus diuji.
Jadi, jangan berpikir bahwa ketika terbebas dari kesulitan, maka kita terbebas dari ujian. Layaknya anak kuliahan, ketika ujian selesai maka mereka liburan semester. Tidak! Kehidupan tidak ada libur semesternya.
Anyway, bukan bermaksud ingin menggurui, tapi yuk sama-sama kita belajar SABAR dan SADAR.Sabar ketika diberi ujian kesusahan, dan sadar diri ketika dihadiahkan ujian kesenangan. Think that everyday is examination so that we are always ready in any condition.
Well, semoga kita selalu mengingat dan selalu tawakal bahwa setiap hari hidup kita diuji, ntah itu ujian kesusahan atau ujian kesenangan. By the way, thank you soo much for my best friend, ARU, yang sudah mengenalkan konsep ini.
“Setiap yang bernyawa pasti akan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami” (Al-Anbiya:35).[]
©dilanovia 28092014 20:09
► Comments