Lip Tie

Saya tidak mengenal istilah lip tie sebelumnya. Malah waktu itu saya hanya mengetahui tentang tongue tie saat mengikuti online sharing terkait permasalahan speech delay pada anak. Qodarullah, anak teman saya ternyata mengalami tongue tie dan Alhamdulillah telah dilakukan tindakan insisi. Dari hal itu lah saya semakin “melek” mengenai tongue tie.

Setelah googling sana-sini ternyata ada juga yang namanya lip tie. Sesuai namanya, jika tongue tie itu yang “diikat” adalah lidah, lip tie “mengikat” bagian bibir. Namun, waktu itu saya hanya melihat sekilas tentang lip tie and I don’t really bother about it anyway.

Tongue tie vs Lip tie

Awalnya saya tidak kepikiran jika Umar mengalami lip tie. Hanya saja memang dia memiliki bagian tengah gusi yang agak menonjol, dan itu malah terlihat unyu-unyu ketika dia tertawa. Singkat cerita, saya melihat postingan seorang ibu di sosial media yang anaknya mengalami lip tie disertai foto sang anak. Seketika itu saya langsung ngeuh, loh kok mirip ya bentuk gusinya dengan Umar. Apa jangan-jangan Umar juga mengalami lip tie!?

Saya pun langsung bertanya kepada seorang dokter gigi yang merupakan istri dari teman saya. Saya kirim foto Umar kepadanya, dan benar saja, Umar mengalami lip tie. Berikut beberapa obrolan kami.

Well, intinya Umar mengalami lip tie kelas 1 (mudah2an tidak lebih dari itu ya 😌). Karena umur Umar masih 3m menuju 4m, saya diminta untuk observasi dahulu karena semakin bertambah usianya, maka akan semakin jelas apakah itu true lip tie atau hanya fisiologis saja yang lama-lama akan hilang.

Tentu saya berharap itu hanya fisiologis saja. Mudah-mudahan lip tie tersebut dapat tertutup seiring tumbuhnya gigi. It’s a pity if Umar has a true lip tie because it can cause gaps in his front teeth. Of course it affects to his appearance or it might even make him not confidence. Yang kalo mau giginya rapat musti pakai kawat gigi/behel.

Last but not least, buat Buibu yang punya baby coba perhatikan bagian gusi atas si baby ya. Terutama jika baby sudah mulai tumbuh gigi. Apalagi kalau merasa ada masalah saat menyusui. It could be something wrong that we’re not aware of all this time.

Terima kasih telah membaca tulisan ini. Semoga bermanfaat.[]

❤️ Dila

Leave a comment