Pro Kontra Pakaian Bekas

Pro kontra pakaian bekas sudah menjadi topik yang berulang kali dibahas. Pemerintah melarang peredaran pakaian bekas dengan alasan merusak pasar dalam negeri. Sementara, masyarakat penyuka pakaian bekas beralasan bahwa kualitas pakaian bekas jauh di atas kualitas pakaian baru “made in Indonesia”. Harga pakaian bekas pun worth to buy.

Jujur, dulu saya penyuka barang bekas, baik itu pakaian, tas, atau sepatu. Bahkan, jika saya sedang berada di kota tertentu, saya selalu menyempatkan diri menelusuri pasar pakaian bekas di kota itu. Seperti pasar pakaian bekas di Pasar Atas Bukittinggi, monja di Medan, toko-toko pakaian bekas di Yogyakarta, lapak-lapak pakaian bekas di Pasar Senen, Jakarta, bahkan waktu ke Kuala Lumpur pun saya sempat window shopping di lapak pakaian bekas di sana (saya lupa nama areanya). Kalau di Pekanbaru, nggak perlu ditanyakan lagi. Gue sampai hafal sudut-sudut Pasar Kodim. Hehehe…

Teman-teman di kampus pun mengetahui kalau saya suka beli baju PJ (istilah baju bekas di Pasar Kodim). Malu? Nggak, saya ngga malu. Bahkan mereka ikut terpengaruh beli baju PJ juga haha… I hope it doesn’t have a bad influence on you guys 😀

More

Pilpres 2014: Pilihan Sulit Bagi Rakyat Indonesia

jokowi vs prabowo

Ada sebuah postingan menarik tentang “kegalauan” memilih calon presiden Indonesia dari salah seorang dosen dan penulis yang cukup saya kagumi. Postingan ini sebelumnya telah terbit di Artikel Opini, Jawa Pos, 22 Mei 2014 lalu. Ternyata orang sekelas beliau pun juga bingung memikirkan capres mana yang akan dipilih nantinya. Apalagi saya! Hehe..

By the way, tulisan beliau berikut ini sengaja saya copy paste untuk sekedar sharingdengan teman-teman semuanya. Meski ini full copy-paste, ada beberapa opini beliau yang tidak saya setuju. Yah, namanya opini, tentu ada pro dan kontra. Opini lain? Ada di tangan Anda, yang membacanya.

Untuk pertamakalinya sebagai warga negara Indonesia, penulis sulit menentukan pilihan dalam proses pemilihan presiden dan wakil presiden. Bukan karena tidak ada calon yang baik, tetapi justru karena calonnya baik-baik. Sebelum membahas dua calon utama kita untuk capres-cawapres, kita tengok sejenak sejarah pilpres pasca-Orba di Indonesia.

Di Era Orde Baru, rakyat Indonesia tidak punya pilihan lain selain memilih Golkar dan Soeharto. Pak Harto memimpin Indonesia selama 32 tahun. Bahkan pada pemilu terakhir menjelang lengsernya (1997), Harmoko sang ketua MPR mengetukkan palu sedemikian rupa hingga palunya terlepas/terlempar dari meja. Apakah itu tanda-tanda? Dalam sebuah talk show di televisi, seorang pengamat politik mengatakan “Kalau gigi lobang/sakit, ya harus dicabut”. Ira Kusno sang pewawancara langsung diturunkan dari layar kaca oleh pemilik station TV (keluarga Soeharto tentunya). Ketika Buyung Nasution dkk menuding-nuding Harmoko dalam siaran live, suara televisi mati/off, entah karena apa. More

Memilih Calon Presiden Terbaik

jokoWI vs praboWO

Berawal dari status BBM saya yang terang-terangan anti Jokowi, saya pun mendapat pertanyaan dari salah seorang rekan. Dia menanyakan kenapa anti Jokowi? Saya pun menjawab sekenanya saja (karena kalau dijelaskan bisa panjaaaaang).
Hingga akhirnya dia mengatakan, “Ooh…sekarang emg dari berbagai pihak akan berusaha menjatuhkan image lawannya.. tinggal kita hati2 aja, liat sumber informasinya..” Dari kata-kata di BBM tersebut saya menyimpulkan bahwa dia (MUNGKIN) pro Jokowi-JK dan tidak setuju dengan pemikiran saya. BBM ini pun tidak saya balas lagi karena ujung-ujungnya bakalan bisa debat panjang.
Nah, mengapa saya sebegitu ngototnya anti dengan pasangan Jokowi-JK? Perlu diketahui bahwa, saya sama sekali bukan simpatisan Prabowo-Hatta. Sama sekali bukan. Namun, jika disuruh memilih Jokowi-JK atau Prabowo-Hatta, of course saya memilih Prabowo-Hatta.
Ketidaksukaan saya dengan Jokowi (terutama) semenjak dia malu-malu tapi mau untuk dicalonkan sebagai presiden RI. Usut punya usut, ketidaksukaan saya semakin menjadi-jadi setelah akhirnya saya dicerdaskan oleh beberapa fakta bahw Jokowi dan teman-temannya melakukan konspirasi. Lihat saja, dulu dia adalah Walkot Solo dan ntah konspirasi apa wakilnya dari etnis cina, noni pula.
Dua tahun berselang dia pun terpilih menjadi Gubernur DKI (gegara media yang mengulas mobil Esemka, katanya sih kinerja Jokowi) dan otomatis wakilnya yang naik dan menggantikannya. And congrats! Solo dipimpin oleh orang noni.
Sekarang giliran Jokowi yang dicalonkan sebagai presiden. Kebayang bagaimana jika dia terpilih dan Ahok naik menggantikannya? Lagi-lagi daerah di Indonesia dipimpin oleh orang yang bukan real Indonesia dan bukan orang yang seiman dengan saya.Maaf kalau tulisan ini mengandung SARA. Tapi inilah kegalauan saya sebagai seorang muslim dan bangsa Indonesia.
Sekarang bisa dilihat, partai-partai Islam condong ke Prabowo-Hatta. Banyak juga politisi-politisi yang terkenal agamis condong ke Prabowo-Hatta.
Mengapa mereka tidak ke Jokowi yang dielu-elukan hebat dan merakyat? Dari salah satu sumber yang saya baca karena Jokowi merupakan antek Cina bahkan Amerika yang notabenenya ingin merebut kekayaan Indonesia. Tak hanya itu, Jokowi disokong oleh PDIP yang jelas-jelas pro pluralis dan anti Islam.

image

Saya jadi ingat kata-kata Soekarno. “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah. Perjuangan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri”. Ya, mungkin ini salah satu bukti dari apa yang dikatakan Soekarno.
Masih ada yang berkilah bahwa keburukan Jokowi hanya dibuat dan dibesar-besarkan oleh para haters-nya? Semua tergantung diri kita masing-masing. Saran saya, perbanyaklah membaca dan berpikir dengan bersih serta ikuti kata hati.
Saya tidak sekonyong-konyong mengatakan Prabowo-Hatta itu baik. Tidak. Tapi, jika nantinya harus memilih, saya akan lebih memilih yang lebih baik. Jika memang keduanya buruk, maka saya akan memilih yang buruknya lebih sedikit, yang mudharoth-nya lebih kecil.
Mengutip perkataan dari salah seorang ulama, orang yang cerdas bukanlah orang yang tahu mana yang baik dari yang buruk. Akan tetapi, orang yg cerdas adalah orang yang tahu mana yang terbaik dari dua kebaikan dan mana yang lebih buruk dari dua keburukan.[]

©dilanovia 22052014 00:23