Jaga Hati

img_20171229_232423-1661121721.jpg

Ibarat anggota badan, hati pun bisa bermaksiat kepada Allah. Ntah karena riya’, sombong, summu’ah, ghurur, bahkan ‘virus’ klasik yang namanya cinta. Terlebih ia lemah, mudah terbolak-balik, bagai di atas titian.

Banyak yang terpedaya karena cinta. Padahal cinta yang hakiki hanyalah ditujukan kepada Allah, Rabb yang Maha Pengasih Maha Penyayang. PadaNya-lah semua rasa cinta ini ditujukan. Bahkan, banyak yang terpedaya karena cinta, hingga risau berkepanjangan memikirkan siapa jodohnya.

Teringat Ustadz Salim A. Fillah pernah berkata, JODOH itu sudah tertulis di Lauhuf Mahfus. Mau diambil dari jalan yang HALAL atau HARAM, dapatnya yang itu juga. Yang beda rasa BERKAHnya Bukan tentang siapa, apa, berapa. Tapi tentang bagaimana Allah memberikannya. Diulur lembut mesra, atau dilempar dengan penuh murka.

Bolehkah risau perkara cinta, jodoh? Boleh, tak ada yang melarang, itu lumrah, tapi sekedarnya saja.

Yaa muqallibal quluub, tsabbit qalbi ‘ala diinik ‘ wa’ ala ta’atik | Wahai dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami di atas agamaMu dan di atas ketaatan kepadaMu.

Ya rabbi laa tadzarnii fardan wa anta khoirul waritsiin | Ya Rabb jangan biarkan aku sendirian dan Engkau adalah sebaik-baik dzat yang mewarisi.

💝 Jaga Hati 💝

Jakarta, 30122017 2317

Jangan Latah! 

Kemarin, 22 Desember cukup banyak kita melihat postingan-postingan yang bertuliskan “selamat hari ibu” “happy mother’s day” dan postingan sejenis lainnya. Bahkan media massa seperti TV, contohnya, juga ikut memberikan perhatian pada hari tersebut dengan menyiarkan berita-berita terkait hari ibu. Untuk di media sosial, seperti instagran apalagi. Ada yang posting tulisan saja, tak sedikit pula yang memposting foto mereka bersama ibundanya.

Yang menjadi pemikiran saya adalah mereka benar-benar paham nggak sih makna hari ibu tanggal 22 Desember itu? Atau hanya sekedar ikut-ikutan posting?  Sorry to say, dan mohon maaf, demi Allah saya nggak bermaksud menyinggung siapa-siapa di sini. Ini murni karena rasa penasaran… dan “kasihan” juga sebenernya. Posting kata-kata mesra untuk ibu, mengucapkan terima kasih dihias kata berbunga-bunga, lha dari 1 Januari hingga 21 Desember selama ini kemana saja?

Hari Ibu bagi “sebagian” masyarakat di Indonesia (yang jelas saya tidak masuk di dalamnya 😁)  jatuh pada tanggal 22 Desember. Atau di hari Minggu kedua bulan Mei bagi sebagian bangsa di Amerika, Hong Kong, Malaysia, Kanada, dan Belanda. Atau di Bulan Maret bagi sebagian bangsa Eropa dan Timur Tengah, yang mana hal tersebut berhubungan dengan kepercayaan mereka memuja Dewa Rhea, istri Dewa Kronus, ibu bagi para dewa dalam sejarah atau mitologi Yunani Kuno.

Hari ibu adalah setiap hari. Tak perlulah mengkhususkan postingan agar terlihat ikut perbartisipasi merayakan hari ibu. Biar dibilang update dan kekinian. Tak perlu!

Membuktikan rasa sayang tidak musti nunggu mother’s day,  tidak harus lewat postingan, berharap orang lain lihat dan ‘like’. Lha memangnya itu ngaruh ke kehidupan dan kebahagian orang tua kita… dunia akhirat? Saya yakin More

Do I Have a Misophonia? :(

Dari dulu saya memang tidak nyaman dengan keramaian, hingar bingar,  suara gaduh, bahkan suara token listrik yang berbunyi berulang-ulang pun saya tidak suka. Di kosan pun sepertinya saya dikenal sebagai “si tukang matiin token”. Kalau ada token anak-anak kosan yang mulai bunyi, saya langsung matiin. Karena bagi saya itu mengganggu dan membuat saya hilang konsentrasi. Sorry 😦

Hmm… Lebih parahnya lagi, beberapa bulan belakangan saya sangat tidak nyaman dengan suara kipas angin yang ada di kamar kosan. Gara-gara suara itu saya susah tidur (contohnya sekarang ini). Mau dimatiin saya kepanasan, mau dibiarin eh berisik. –“

Mungkin apa yang saya tuliskan ini terlihat lebay bagi sodara-sodara semua. Bahkan mungkin masalah-masalah yang saya sebutkan di atas terlihat sepele. But, believe me, ini masalah BESAR bagi saya.

Saya pun mulai kepo dengan masalah yang saya alami ini. Kekepoan saya mengantarkan saya pada mbah Google dan saya pun mulai mencari apakah saya mengalami penyakit atau gangguan tertentu. Kata yang saya ketik di mesin pencari Google adalah “tidak suka mendengar suara berisik”.

Screenshot_2017-12-12-01-29-39-820_com.opera.mini.native

And you know what, tak perlu waktu lama, hasil pencarian yang muncul adalah istilah “Misophonia“. Saya pun membaca salah satu artikel sambil dibayangi rasa takut kalau-kalau itu adalah masalah serius. Berikut kutipan artikel tersebut. More