Ibarat anggota badan, hati pun bisa bermaksiat kepada Allah. Ntah karena riya’, sombong, summu’ah, ghurur, bahkan ‘virus’ klasik yang namanya cinta. Terlebih ia lemah, mudah terbolak-balik, bagai di atas titian.
Banyak yang terpedaya karena cinta. Padahal cinta yang hakiki hanyalah ditujukan kepada Allah, Rabb yang Maha Pengasih Maha Penyayang. PadaNya-lah semua rasa cinta ini ditujukan. Bahkan, banyak yang terpedaya karena cinta, hingga risau berkepanjangan memikirkan siapa jodohnya.
Teringat Ustadz Salim A. Fillah pernah berkata, JODOH itu sudah tertulis di Lauhuf Mahfus. Mau diambil dari jalan yang HALAL atau HARAM, dapatnya yang itu juga. Yang beda rasa BERKAHnya Bukan tentang siapa, apa, berapa. Tapi tentang bagaimana Allah memberikannya. Diulur lembut mesra, atau dilempar dengan penuh murka.
Bolehkah risau perkara cinta, jodoh? Boleh, tak ada yang melarang, itu lumrah, tapi sekedarnya saja.
Yaa muqallibal quluub, tsabbit qalbi ‘ala diinik ‘ wa’ ala ta’atik | Wahai dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami di atas agamaMu dan di atas ketaatan kepadaMu.
Ya rabbi laa tadzarnii fardan wa anta khoirul waritsiin | Ya Rabb jangan biarkan aku sendirian dan Engkau adalah sebaik-baik dzat yang mewarisi.
💝 Jaga Hati 💝
Jakarta, 30122017 2317
► Comments