Enggak ada memang ilmu yang membagi sebuah hubungan yang salah satunya dinamakan “win win relationship”. Bisa-bisa saya saja yang menamakannya demikian. Namun, ada alasan mengapa saya melabeli sebuah hubungan dengan nama seperti itu. Win Win lebih akrab dengan problem solution dalam ilmu sosiologi, yang dinamakan “win win solution”. Di mana kedua pihak yang bertikai dimediasi dan mendapatkan solusi yang di antara keduanya tidak ada yang dirugikan. Simpelnya seperti itu. Namun, bagaimana dengan “win win” dalam sebuah hubungan “asmara”. Apakah hal seperti itu baik? For me, NO! Kenapa? Coba bayangkan, ketika hubungan didasarkan kepada kepentingan belaka, untung-untungan kedua belah pihak belaka, apa jadinya? There’s no sincerity dalam hubungan yang demikian. Yah, kasarnya ngelepasin untung masing-masing. How sicken it is! Apakah ada ketulusan dalam hubungan seperti itu? Bagaimana ketika salah satu pasangan meminta tolong kepada pasangannya, namun karena pasangan yang satu ini tidak ada kepentingan, dia tidak mau menolong atau berat hati ingin menolong. Sigh! Nggak kebayang, deh.
Well, kalau masih belum jelas bagaimana gambaran win win relationship yang saya ceritakan ini, silahkan tonton film Letter to Juliet. Di film itu dikisahkan percintaan yang berlandaskan kepentingan belaka dari si cowok. Sophie (Amanda Seyfried) is a young American woman who works for The New Yorker as a fact checker . She goes on a pre-honeymoon with her chef fiancé Victor (Gael García Bernal ). Tapi ketika masa-masa per-honeymoon tersebut, si “win win” Victor malah melakukan aktivitas yang menguntungkan bagi dirinya sendiri. Parahnya lagi, dia terang-terangan menyatakan “win win” kepada sophie, pacarnya. Ketika Shopie meminta untuk menghabiskan waktu berdua dengan Victor, lelaki ini malah sibuk dengan urusannya. Simpelnya, dia sempat mengatakan, “kamu dengan urusanmu, aku dengan urusanku, win win, right?” WTF! Geram banget.
Walau itu sebuah film, tapi ada pelajaran yang didapat di dalamnya. When you in relationship with somebody, you must know about him/her. Terutama sifatnya. Jangan sampai udah lama-lama berhubungan malah makan hati. It’s sucks!
Menurut saya dalam berhubungan itu harus ada rasa ikhlas, rela, tulus, tanpa embel-embel “ini penting buat gue, itu gak penting buat gue, kalau nggak penting malea ah gue turun tangan.” Kalau sudah seperti itu, nggak pacaran pun nggak apa-apa kali ya 😀 At least, kalau memang benar-benar serius dengan pasangan, tanamkan dalam dirimu bahwa orang yang ada di sampingmu saat ini adalah orang yang akan menghabiskan sisa umurmu bersamanya. Meniti rintangan hidup yang ntah bagaimana badai akan menggoyahkannya. Dengan senang hatilah menolongnya. Karena ketika dia minta tolong kepadamu, ketika menumpukan harapannya kepadamu, berarti menurutnya kamulah yang bisa menjawab segala pertolongan dan harapan itu. Jangan sampai mengikis kepercayaan dan semakin memperdalam kekecewaannya.[]
True love has no expiration date.
– Sophie
True love has no “win win” word.
-Novia Faradila
ⓒdilanovia 09102013 19:51
► Comments