“Berhentilah menjadi tamak dan begitu egoistis. Sadarilah bahwa ada yang lain di dunia ini selain rumahmu yang besar dan toko mewahmu. Orang-orang sedang kelaparan dan kau mencemasi minyak untuk mobilmu. Bayi-bayi sedang sekarat karena dahaga dan kau mencari gaya mutakhir di majalah modemu. Bangsa-bangsa seperti kami sedang tenggelam di dalam kemiskinan, tetapi rakyatmu bahkan tidak mendengar teriakan kami meminta bantua. Kamu menutup telingamu terhadap suara mereka yang mencoba menceritakan kepadamu berbagai hal ini. Kamu menjuluki mereka radikal atau kamonis. Kamu musti membuka hatimu kepada orang-orang miskin dan tertindas, bukannya menggiring mereka ke dalam kemiskinan dan perbudakan yang lebih mendalam. Waktunya tidak banyak lagi. Jika kamu tidak berubah, kamu akan hancur“.
Paragraf di atas saya kutip dari buku Confessions of Economic Hit Man karangan John Perkins yang cukup menyentil bagi saya. Kutipan tersebut bukan murni dari penulis, namun perkataan salah seorang mahasiswa Indonesia kepada penulis. Meski buku tersebut lebih banyak menceritakan tentang perekonomian, menurut saya kutipan di atas dapat berlaku secara umum, di mana dalam kehidupan ini manusia tidak bisa hanya memikirkan kepentingannya sendiri. Di dalam kutipan tersebut, tersirat bahwa manusia harus membuka mata terhadap lingkungan sekitarnya. Menjadi manusia egois itu sangat menyebalkan. Sifat tersebut tidak hanya merugikan orang lain namun juga diri sendiri.
► Comments