Biru-Merah, Wajah Pers Indonesia yang Terbelah

image

Koalisi partai politik kepada masing-masing capres dan cawapres ternyata membuat media pun ikut berkoalisi. Sudah menjadi makanan sehari-hari masyarakat bahwa si merah memberitakan “Prajasa” dan si biru memberitakan “JKWJK”. Sebuah pergulatan yang cukup sengit memang. Apalagi hanya ada dua pasang calon presiden dan calon wakil presiden.

Namun, saya pribadi bahkan mungkin ada beberapa individu lain yang miris dan kecewa melihat kondisi pers Indonesia akhir-akhir ini. Tak ada lagi keseimbangan pemberitaan khususnya kepada dua media pemberitaan besar di Indonesia. Keduanya larut dalam ring tinju politik. Si merah dan si biru ibarat anjing dan kucing yang berlomba memberitakan kebaikan koalisinya dan membeberkan keburukan atau kelemahan sang lawan.

Pers Indonesia seakan terbelah, mereka lupa diri bahwa merekalah penyambung lidah pemerintah kepada rakyat. Merekalah yang menjadi penyampai informasi akurat dan berimbang disaat rakyat haus akan kebenaran tanpa kepura-puraan. Sekarang terlihat jelas, tak hanya media televisi, surat kabar dan media online pun seolah punya kubu dan berkolaisi terhadap calon tertentu.

Di mana independensi media saat ini? Semudah itukah lumer karena godaan rupiah atau bahkan perintah sang pemilik yang ikut bertarung di kancah politik? Sebuah dilema yang sangat-sangat memilukan.Wajah pers yang seharusnya bersih malah mereka kotori sendiri.

Di sisi lain, bangsa Indonesia dituntut harus cerdas dalam mencerna informasi. Rakyat dituntut melek media dan tidak mudah terhasut oleh kampanye-kampanye hitam. Namun, bagaimana caranya rakyat bisa melakukan hal tersebut sementara media sibuk memberitakan pencitraan masing-masing calon yang mereka dukung?

Posisi pers sebagai pilar keempat demokrasi tampaknya tumpul akibat keberpihakan mereka sendiri. Pers yang memposisikan diri mereka sebagai “media partner” politik bukan malah sebagai penyeimbang situasi. Pers nyata-nyata menciptakan opini sendiri tanpa menyadari tugas mereka sebenarnya adalah memberikan informasi yang murni tanpa iming-iming kesenangan duniawi.

Wajah pers Indonesia terbelah menjadi si biru dan si merah. Kemanakah rakyat harus mencari informasi yang benar-benar cerah dan tidak memihak? Ntahlah![]

©dilanovia 04062014 12:27