Penilaian Manusia vs Penilaian Tuhan

manusia sombong dan angkuhSiaran yang cukup menginspirasi tidak sengaja terdengar dari salah satu stasiun radio. Yah, semacam “kultum” dari seorang ustad. Siaran tersebut membahas tentang penilaian makhluk (manusia) vs penilaian Tuhan. Sang ustad menceritakan kisah Lukman dan anaknya, dengan seekor keledai. Ceritanya seperti ini…

Suatu hari lukman pergi bersama anaknya, ia menaiki keledai, dan anaknya berjalan mengiringi. Ketika bertemu sekelompok orang, orang-orang tersebut mengatakan bahwa Lukman bukan ayah yang baik karena tega membiarkan anaknya berjalan kaki semenyara dia duduk di atas keledai. Setelah itu, naiklah anaknya ke atas binatang tersebut. Mereka pun bertemu lagi dengan sekelompok orang lainnya. Mereka mengatakan bahwa Lukman dan anaknya tega menyiksa binatang karena keduanya menaiki keledai yang berukuran kecil. Turunlah Lukman dari keledai tersebut, sehingga anaknya yang di atas keledai dan Lukman berjalan mengiringi. Mereka lagi-lagi bertemu dengan sekelompok orang, namun orang-orang tersebut menilai sinis terhadap anak Lukman karena tega menyuruh ayahnya yang sudah tua berjalan kaki, sementara ia duduk di atas keledai.

Well, dari kisah tersebut terlihat bahwa begitu rumitnya penilaian manusia. Di mata manusia yang serba kekurangan, ada saja kekurangan-kekurangan lain yang mereka lihat dari sesama. Bahkan, sayangnya kita sebagai manusia juga sering kali ambil pusing dengan penilaian tersebut. Serba takut! Takut dibilang jelek, oleh karena itu kita berdandan. Takut dibilang ketinggalan zaman, oleh karena itu kita selalu beli gadget/pakaian baru padahal belum tentu itu sesuai kebutuhan. Takut dibilang miskin, oleh karena itu selalu beli barang mewah padahal ngutang! Ckckck… More