Komputerisasi VS Smartphonisasi

I wanna write about smartphone. You know, alat komunikasi nirkabel yang disebut ‘cerdas’ itu sedang merebak dinkalangan masyarakat. Tua, muda besar, kecil kemana-mana selalu terlihat menggenggam smartphone. Bagaimana tidak, ukurannya yang hanya segenggam tangan membuat penggunanya bisa “menggenggam dunia.”
Labelnya yang “smart” menggambarkan bahwa alat tersebut bisa melakukan apa saja. Telpon atau sms? Itu sudah biasa. Smartphone didukung dengan fasilitas multi fungsi yang bisa multi tasking. Jadi,  penggunanya diservis dengan pelayanan dimana mereka bisa melakukan pekerjaan dalam satu waktu.
Well, di era ’90-an dulu, manusia digemparkan dengan penggunaan komputer. Dulu komputer dianggap barang canggih. Hal tersebut karena manusia dimudahkan dalam proses pembuatan naskah yang cepat. Lain halnya ketika mereka menggunakan mesin ketik. Bahkan, masih ada yang menggunakan tangan untuk menulis. Nah, kehadiran komputer menyulap semua pekerjaan manusia menjadi lebih mudah.
Ada istilah baru selepas itu, yakni komputerisasi. Manusia beralih dari zaman jadul ke zaman modern. Alias manusia beralih dari mesin ketik ke komputer.
Apakah teknologi  berhenti di sana? Jabwannya tentu tidak. Sekarang hadir yang namany barang ‘ajaib’ tadi yaitu smartphone. Perangkat ini dapat menggantikan peran komputer bahkan dia lebih fleksibel karena bisa di bawa kemana pun. Lain halnya ketika menggunakan komputer dimana user diharuskan stuck di tempat komputer itu berada. Kalau smartphone, sambil tiduran atau bahkan di toilet pun manusia bisa mengetahui peristiwa heboh yang tengah terjadi di belahan bumi lain.
Inilah asumsi saya bahwa saat ini telah datang era baru di dunia teknologi yang disebut smartphonisasi. Manusia beralih dari komputer ke smartphone baik untuk sekedar hiburan bahkan melakukan pekerjaan.
Lantas, ada apalagi setelah ini? Jika Anda cermat mengamati trend advertising saat ini, mana banyak sekali iklan teknologi yang menggunakan kata “smart”. Selain smartphone tentunya, lantas ada pula smart TV, bahkan dengan ekstrim mengatakan SMART LIVE.
Benarkah manusia bisa secerdas apa yang dilabelkan ke teknologi saat ini? Jawabannya ada di diri Anda masing-masing.
Era komputerisasi yang saat ini berubah menjadi smartphinisasi, apakah kelak akan berubah lagi menjadi smartliveisasi? Who knows. Tapi, idealnya ketika teknologi tumbuh semakin cerdas, maka manusia sebagai penggunanya hendaknya juga ikut  cerdas dan bukan menjadi korban teknologi.[]

©dilanovia 26042013 20:54

Persma, Tak Ada yang Sia-sia

Saya  (bahkan mungkin Anda) adalah orang yang percaya bahwa segala sesuatu itu tak ada yang sia-sia. Apa yang ada di bumi ini tak ada yang sia-sia. Begitu pula segala aktivitas yang kita lakukan, tak ada yang sia-sia. Hal itu saya rasakan sekali, saat ini.
Mahasiswa tingkat akhir tampaknya menjadi momok yang menakutkan bagi kebanyakan mahasiswa. Bagaimana tidak, di masa-masa itu mahasiswa dituntut untuk membuat tugas akhir yang membuat pusing kepala. Banyak dari mereka bahkan melakukan cara-cara yang tidak sehat asalkan tugas akhir itu jadi. Contohnya, dengan menggunakan jasa pembuat tugas akhir yang biayanya jutaan rupiah.
Tentu dengan biaya yang tidak murah itu saya akan berpikir puluhan kali untuk melakukannya. Lantas, ada yang membuat saya sadar bahwa apa yang saya lakukan selama ini ternyata tidak sia-sia. Selain belajar di kampus, saya juga aktif (hingga saat ini) di Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) di kampus saya. Saya mengingat mundur segala hal yang saya lakukan empat tahun belakangan. Segala kerja keras itu, segala jerih payah itu, segala kebosanan, segala rutinitas yang kadang membuat kepala pusing antara membagi aktivitas kuliah dengan aktivitas di organisasi, terjawab sudah.
Saya benar-benar merasa beruntung terjun di organisasi pers mahasiswa karena saya dididik untuk bekerja keras termasuk dalam hal belajar menulis. Hal itu saya rasakan saat ini ketika saya menyusun tugas akhir (skripsi) saya. Penelitian dengan metode kualitatif membuat saya harus memutar otak untuk mencari referensi sebanyak mungkin dan menselaraskannya dengan gaya penulisan yang baik dan sesuai dengan tema penelitian.
Alhamdulillah, saat ujian proposal sebulan yang lalu, mengenai tulisan saya tidak dipersoalkan. Sangat sedikit hal-hal yang dikorekai oleh tim penguji. Padahal, banyak teman-teman yang mengeluh tentang bagaimana menulis ini, bagaimana menulis itu, bahkan banyak di antara mereka yang teknis penulisannya dikoreksi, alhamdulillah saya bisa melewati itu semua.
Segalanya itu benar-benar saya dapat dari organisasi tentang saya berkecimpung sehari-hari. Sekali lagi, tidak ada yang sia-sia di dunia ini. Cepat atau lambat kita akan menemukan hikmah di balik sesuatu yang kita kerjakan. Saya butuh waktu empat tahun untuk menunggu hikmah itu. Selain hikmah yang lain yang saya rasakan sebelumnya. Tapi, hikmah yang paling besar adalah yang saya rasakan saat ini. Menulis tugas akhir itu rasanya bagaikan menulis berita bagi saya. Allahdulillah. 🙂

©dilanovia 17042013 03:54

Selamat Jalan Inspiratorku

image

Mantan Perdana Menteri Inggris Margaret Thatcher mengalami serangan stroke Senin 8 April kemarin saat sedang menginap di sebuah hotel. Beberapa saat kemudian nyawa perdana menteri perempuan pertama Inggris itu tidak tertolong lagi 😦 I am so proud of MT. Rasa hormat yang setinggi-tingginya saya berikan kepadanya semenjak menonton film biografi tentang dirinya, The Iron Lady. MT yang merupakan wanita biasa berhasil mengubah dunia. Walau banyak yang tidak menyukai dirinya saat memegang tampuk kekuasaan, tapi banyak juga yang mengaguminya karena keberhasilannya membangun Inggris saat itu. Sayangnya, berita kematiannya malah disambut gembira oleh beberapa pihak. Beberapa masyarakat malah menggeral pesta atas kematiannya. Ya, Tuhan. Mengapa? Ntahlah, saya tidak tahu alasan pastinya mengapa mereka sebegitu membenci MT. Yang jelas MT banyak dibenci warga Argentina karena faktor politik dulu. Perang Falklands yang terjadi di tahun 1982 membuat warga Argentina membenci MT karena kekalahan Argentina dalam perang tersebut. Namun, warga Falklands malah bangga dengan MT atas keberanian MT melawan Argentina hanya dalam waktu 72 hari. Di saat banyak yang menganggap usahanya sia-sia, menilain pesimis kepada MT. Ternyata, apa yang menjadi keputusannya untuk menyerang Argentina malah berhasil. Ya, memang benar apa yang dikatakan petuah dulu. Ada yang membeci kita, tapi pasti ada yang menyukai kita. Nah, kembali ke berita wafatnya MT. Menurut kabar yang beredar, MT tidak didampingi oleh keluarganya saat wafat. Hal itu karena kematiannya terjadi dengan tiba-tiba. Kedua anak MT pun berada di luar negeri. Namun, peringatan kematiannya akan digelar 18 April mendatang. Saya tidak sabar menyaksikan bagaimana prosesi pemakamannya. Kabarnya akan sebesar prosesi pemakaman Lady Diana. Over all, walau beliau tidak tahu siapa saya. Bahkan, mungkin tidak tahu dan tidak pernah mendengar kota tempat saya tinggal. Saya ingin orang-orang tahu, bahkan orang yang membencinya tahu, bahwa saya sangat bangga kepadanya. Dia yang menjadi inspirator saya. Dia wanita yang kuat, wanita yang tegar dalam menghadapi lawan. Perdana menteri WANITA pertama Inggris yang tangguh. Kata-katanya yang saya jadikan “quote” di facebook saya. Hormat saya untukmu, MT. 🙂 Although she didn’t know who I am. In fact, probably didn’t know and had never heard of the city where I live. I want people to know, even those who hate her know that I am very proud of her. She is inspirator of me. She’s a strong woman, a strong woman in face an opponents. The first strong British Prime Minister WOMEN. Her words that I made a “quote” on my facebook. Sincerely you, Margaret Thatcher 🙂

21 Wartawan Terbunuh di Awal Tahun 2013

journalist-killed-camera-blood

Wartawan itu disebut ‘kuli’ tinta, tapi bagi saya wartawan itu juga seorang pahlawan yang memberikan informasi kepada masyarakat. Masyarakat yang awalnya tidak tahu sebuah informasi menjadi tahu karena berita yang disampaikan oleh para wartawan. Wartawan di sini tentunya wartawan yang baik dan bertanggung jawab 😀 Bukan wartawan amplop :/

Sayangnya, pekerjaan wartawan merupakan pekerjaan yang cukup menantang, terlebih jika mereka ditugaskan ke daerah konflik. Meliput konflik bahkan peperangan adalah naya taruhannya. Bukan menjadi rahasia lagi kalau sudah banyak wartawan yang tewas terbunuh saat mereka melakukan peliputan. Ntah itu motifnya tidak disengaja, bahkan memang pembunuhan berencana karena si wartawan mengetahui suatu rahasia dari sebuah kelompok yang tidak ingin rahasia itu diketahui publik.

Well, meski daftar wartawan yang terbunuh ini bukan wartawan Indonesia, tapi hati saya agak miris. Saya mendapat informasi ini ketika membaca situs CPJ, Committee to Protect Journalists (Komite Perlindungan Wartawan). Di sana tertulis, pada kuartal pertama di tahun 2013 saja sudah 21 wartawan yang tewas terbunuh. Tigabelas wartawan yang terbunuh dengan motif yang sudah diketahui dan dengan wartawan yang terbunuh dengan motif yang belum diketahui.

13 Wartawan yang terbunuh dengan motif yang telah diketahui

  • Ghaith Abd al-Jawad, Qaboun Media Center > March 10, 2013, in Damascus, Syria
  • Amr Badir al-Deen Junaid, Qaboun Media Center > March 10, 2013, in Damascus, Syria
  • Rodrigo Neto, Radio Vanguardia and Vale do Aço > March 8, 2013, in Ipatinga, Brazil
  • Walid Jamil Amira, Jobar Media Center > March 3, 2013, in Damascus, Syria
  • Olivier Voisin, Freelance > February 24, 2013, in Antakya, Turkey
  • Mafaldo Bezerra Goes, FM Rio Jaguaribe > February 22, 2013, in Jaguaribe, Brazil
  • Mohamed al-Mesalma, Al-Jazeera > January 18, 2013, in Daraa, Syria
  • Abdihared Osman Aden, Shabelle Media Network > January 18, 2013, in Mogadishu, Somalia
  • Yves Debay, Assault > January 17, 2013, in Aleppo, Syria
  • Mirza Iqbal Hussain, News Network International > January 10, 2013, in Quetta, Pakistan
  • Saif ur Rehman, Samaa TV > January 10, 2013, in Quetta, Pakistan
  • Imran Shaikh, Samaa TV > January 10, 2013, in Quetta, Pakistan
  • Suhail Mahmoud al-Ali, Dunya TV > January 4, 2013, in Damascus, Syria

Delapan wartawan yang terbunuh dengan motif yang belum jelas yakni:

  • Jaime Guadalupe González Domínguez, Ojinaga Noticias > March 3, 2013, in Ojinaga, Mexico
  • Mehmood Jan Afridi, The Daily Intekhab > March 1, 2013, in Kalat, Pakistan
  • Malik Mumtaz, Geo TV and News International > February 27, 2013, in Miran Shah, Pakistan
  • Luis Choy, El Comercio > February 23, 2013, in Lima, Peru
  • Ahmed Rajib Haider, Freelance > February 15, 2013, in Dhaka, Bangladesh
  • Nemi Chand Jain, Freelance > February 12, 2013, in Chhatisgarh, India
  • Mohamed Abd Al-Rahman, Syria News > January 24, 2013, in Damascus, Syria
  • Ikechukwu Udendu, Anambra News > January 12, 2013, in Anambra state, Nigeria

Nah, bagaimana di Indonesia? Memang beberapa kasus kekerasan pada wartawan pernah terjadi di Indonesia. Terakhir yang heboh terdengar adalah kasus kekerasan wartawan yang dilakukan salah seorang anggota TNI AU saat meliput pesawat jatuh di Pekanbaru. Pada tahun 2013 ini, saya pribadi belum mendengar adanya kasus pembunuhan wartawan di Indonesia. Mudah-mudahan tidak pernah terjadi!

Novel The Secret of Ella and Micha

Well, jujur saya belum pernah membaca novel ini. Tapi, komentar-komentar para youtubers-lah yang membuat saya penasaran dengan novel karangan Jessica Sorensen ini. Bagaimana ceritanya, apa makna di balik kisah yang di hadirkan novel ini, dan sebagaimana. Awalnya saya sedang mencari video klip  The Story dari  Brandy Calile yang menjadi soundtrack di film The Lucky One. Saat membaca komentar di video klip tersebut, saya melihat beberapa komentar yang membahas tentang novel The Secret of Ella and Micha dengan sangat antusias. Saat saya googling, ternyata memang benar, novel tersebut mendapat rating yang cukup tinggi. Dan lagu The Story juga dimasukkan ke dalam cerita di novel ini 🙂

Nah, tidak sebatas sampai di sini, Jessica Sorensen juga akan merilis The Forever of Ella and Micha (The Secret #2) yang artinya kelanjutan dari novel yang pertama (The Secret of Ella and Micha). Di blognya Sorensen menyatakan bahwa ebook dari novel #2 ini akan rilis pada 28 Mei 2013 mendatang! Wah, Apakah novel ini akan diterjemahkan dan dijual di Indonesia?  Mudah-mudahan..

Tapi, ada yang membuat saya agak ragu dengan novel ini. Saat membaca reviewnya, novel ini sepertinya menceritakan hubungan antara perempuan-dengan-perempuan, alias lesbian. Novel ini juga merupakan novel dewasa. Sorensen saja menyatakan bahwa: Recommended for readers 17+ due to sexual situations and language. Nah, jadi yang di bawah 17 tahun belum boleh yaa 😀

The Secret of Ella and Micha

theforeverofellaandmicha

Well, bagi yang penasaran juga bagaimana ceritanya, silahkan lihat reviewnya di goodreads.

© dilanovia 04042013 19:56