Faktor-Faktor Pesan Dalam Komunikasi Persuasif

2.1 Konsep Dasar Pesan dalam Komunikasi Persuasif

A.    Konsep Pesan dan Keragamannya

Blake dan Haroldsen (1979) menjelaskan bahwa pesan merupakan symbol yang diarahkan secara selektif yang diperuntukkan dalam mengkomunikasiakan informasi. Dalam proses komunikasi, pesan yang disampaikan dapat verbal maupun nonverbal. Dapat disengaja (intentional) maupun tidak disengaja (unintentional).

Pesan verbal merupakan salah satu faktor yang paling menentukan dalam keberhasilan komunikasi persuasif. Ada dua inti utama dalam pesan verbal, yakni komunikasi secara lisan atau rangsangan wicara (communicative stimuli), dan penggunaan kata-kata.

Rangsangan wicara merupakan aktivitas manusia sehari-hari untuk mentransmisikan berbagai tujuan pada orang lain. Yang dikehendaki dari rangsangan tersebut adalah respon sasaran. Melalui rangsangan wicara, manusia berusaha menyampaikan keinginannya, dan keinginan itu dijawab oleh respon orang lain. Tidak setiap rangsangan wicara dapat diterima langsung oleh sasaran (orang yang diajak bicara, paling tidak hal ini tergantung pada :

  • Sistem Penginderaan

Segala hal yang kita ketahui tentang dunia di sekitar kita berasal dari sentuhan rangsang pada alat-alat indera, hasil kegiatan reseptor-reseptor, urat-urat syaraf dan otak kita. Rangsangan wicara akan menyentuh reseptor-reseptor pendengaran. Hal ini akan berhasil jika informasi-informasi yang dikirim dalam bentuk desakan-desakan atau impuls syaraf mencapai otak. Namun demikian, kemampuan indera pendengaran ini dibatasi oleh faktor-faktor personal. Selain itu, indera pendengaran kitapun mempunyai daya yang terbatas dalam menangkap gelombang suara sekitar 20-20000 putaran atau getaran ganda tiap detik.

  • Persepsi

Informasi yang diserap oleh reseptor dalam proses penginderaan diatur dan dimaknai oleh persepsi melalui proses kategorisasi. Dalam proses ini, terjadi penggabungan informasi yang baru ke dalam salah satu kategori peristiwa, objek, atau situasi yang paling sesuai,sehingga informasi baru tersebut dapat dikenal atau diberi makna.Sejauhmana makna suatu peristiwa, objek, atau situasi dapat merangsang kita, tergantung pada bagaimana kita memberikan reaksi pada peristiwa, objek atau situasi tersebut dimasa lalu.

  • Perhatian

Perhatian adalah proses mental ketika rangsangan atau rangkaian rangsangan menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat rangsangan lainnya melemah. Perhatian tarjadi bila kita memusatkan diri pada salah satu alat indera kita dan mengesampingkan masukan-masukan melalui alat indera yang lain. Perhatian berkaitan erat dengan rangsang-rangsang eksternal dan kondisi-kondisi dalam diri individu sasaran. Rangsang-rangsang yang menarik perhatian adalah rangsang yang menarik dari luar konteksnya, sesuatu yang tidak biasa, sesuatu yang kontras dengan kebiasaan, sesuatu yang lain dari pada yang lain. Fakrot-faktor yang dapat menjadi daya tarik perhatian (attention getters), antara lain:

  1. 1.      Hakekat objek                           6. Pendadakan
  2. 2.      Kehebatan                                 7. Gerakan
  3. 3.      Penonjolan                                8. Kekerapan
  4. 4.      Tempat                                      9. Kebaruan
  5. 5.      Ukuran                                      10. Jumlah

Faktor-faktor yang disebutkan merupakan penentu eksternal dari perhatian manusia. Faktor-faktro pendukung perhatian internal yaitu:

for more files, please klik here :

http://www.ziddu.com/download/14981547/FaktorPesanDalamKomunikasiPersuasif.pdf.html

Semoga Bermanfaat 🙂

Leave a comment